DepKes RI) BOR Rumus Jml Hari Perawatan (HP) X 100 Jml TT X Jml hari pada periode yg sama Manfaat: u/ mengetahui Tingkat pemanfaatan tt di RS Interpretasi: Angka BOR rendah menunjukkan Kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan RS oleh masyarakat LOS / AvLOS LOS= Lama perawatan pasien di rumah sakit Average Length of Stay (AvLOS)= Rata-rata Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap 1. BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur BOR menurut Huffman 1994 adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% Depkes RI, 2005. Rumus jumlah hari perawatan di rumah sakit × 100%jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode 2. ALOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat ALOS menurut Huffman 1994 adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. ALOS menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari Depkes, 2005. Rumus jumlah lama dirawat jlh pasien keluar hidup + mati 3. TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus jumlah tempat tidur × Periode − Hari Perawatan jlh pasien keluar hidup + mati 4. BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO menurut Huffman 1994 adalah “…the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI 2005 adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Rumus Jumlah pasien dirawat hidup + mati jumlah tempat tidur 5. NDR Net Death Rate NDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus Jumlah pasien mati > 48 jam × 100%jumlah pasien keluar hidup + mati 6. GDR Gross Death Rate GDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%jumlah pasien keluar hidup + mati MENGHITUNG TENAGA PERAWAT A. Cara rasio Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang ini paling sering digunakan karena sederhana dan ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang digunakan bila kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT A & B 1/4-7 3-4/2 1/3 1/1 C 1/9 1/1 1/5 ¾ D 1/15 1/2 1/6 2/3 Khusus Disesuiakan Keterangan TM = Tenaga Medis TT = Tempat Tidur TPP = Tenaga Para Medis Perawatan TPNP = tenaga para medis non perawatan TNP = tenaga non medis Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional. B. Cara Demand Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko 1992 setiap klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut untuk kasus gawat darurat 86,31 menituntuk kasus mendesak 71,28 menituntuk kasus tidak mendesak 33,09 menit Hasil penelitian di rumah sakit di Filipina, menghasilkan data sebagai berikut NoJenis pelayananRata – rata jam perawatan / hari1Non bedah 3,4 2Bedah 3,4 3Campuran bedah dan non bedah 3,5 4Pos partum 3,0 5Bayi baru lahir 2,5 Konversi kebutuhan tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need. C. Cara Gillies Gillies 1989 mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satuy unit perawatan adalagh sebagai berikut Keterangan A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari B = rata-rata jumlah pasien /hari C= Jumlah hari/tahun D = Jumlah hari libur masing-masing perawat E = jumlah jam kerja masing-masing perawat F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut Prinsip perhitungan rumus Gillies Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu a Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson 1994 kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk self care dibutuhkan ½ x 4 jam 2 jampartial care dibutuhkan ¾ x 4 jam 3 jamTotal care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam 4-6 jamIntensive care dibutuhkan 2 x 4 jam 8 jam b Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit Gillies, 1989, h 245 = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young Gillies, 1989, h. 245 = 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien Gillies, 1994 c Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies 1994, waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari. v Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit berdsasarkan rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” BOR dengan rumus o Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100% Jumlah tempat tertentu x 365Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hariHari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu= 52 hari dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam perhariJumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% untuk antisiapasi kekurangan/ cadangan D. Metoda Formulasi Nina Nina 1990 menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga. Contoh pengitungannya Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata-rata klien yang dirawat BOR 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb Tahap I Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari Tahap II Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200 Tahap III Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun. C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam Tahap IV Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500 Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan. Tahap V Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E= 985500/ 1878 = 524,76 525 orang Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun 365 – 52 hari minggu = 313 hari dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari 6 jam E. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan Menurut hasil lokakarya keperawatan Depkes RI 1989, rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies 1989 diatas, tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu. REFERENSI Soejadi, DR, DHHSA, 1996, Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit, Katiga Bina Jakarta. Wuryanto, Sis, Amd Perkes, SKM, tanpa tahun, Grafik Barber Johnson, Pormiki Yogyakarta Sumber Indikatorini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Rumus : BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%. 2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur BOR menurut Huffman 1994 adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% Depkes RI, 2005. Rumus BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit / Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode X 100% AVLOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat AVLOS menurut Huffman 1994 adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari Depkes, 2005. Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar hidup + mati TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus TOI = Jumlah tempat tidur X Periode – Hari perawatan / Jumlah pasien keluar hidup +mati BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO menurut Huffman 1994 adalah “…the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI 2005 adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 BTO = Jumlah pasien keluar hidup + mati / Jumlah tempat tidur NDR Net Death Rate NDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus NDR = Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ 6. GDR Gross Death Rate GDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰
1 Indikator UGD. Rerata Pasien Gawat Darurat per Hari. Rumus = Jumlah pasien Gawat Darurat. Jumlah hari. Interpretasinya : semakin tinggi angka rata-rata kunjungan gawat darurat rumah sakit, maka semakin banyak jumlah kunjungan pasien setiap hari. Sistem Informasi Kesehatan II .

Occupancy Ratio BOR dalam beberapa pekan ini semakin sering diucapkan. Sekarang muncul kekhawatira karena BOR sejumlah kota di Pulau Jawa naik drastis seiring melonjaknya kasus Covid-19. BOR rumah sakit itu apa? Mungkin sebagian orang belum mengetahui apa itu BOR dan bagaimana cara menghitungnya. Sebelum itu, Anda perlu memahami tentang tempat tidur di fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi bagian dalam rumus BOR. BOR adalah angka keterisian tempat tidur di rumah sakit. Dalam hal kasus covid-19, BOR berarti angkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19. Berdasarkan sistem informasi kesehatan yang dilansir dari istilah yang umum digunakan adalah tempat tidur tersedia. Tempat tidur tersedia adalah tempat tidur fasilitas kesehatan yang tersedia untuk rawat inap baik yang terisi maupun kosong pada waktu tertentu. Baca juga Kasus Covid Melonjak, Menteri Agama Yaqut Terbitkan Edaran Pembatasan Kegiatan di Rumah Ibadah Di rumah sakit, tempat tidur tersedia termasuk tempat tidur untuk penggunaan normal baik terisi maupun kosong, dan tidak termasuk adalah tempat tidur di ruang pemeriksaan, unit gawat darurat, terapi fisik, ruang persalinan, dan ruang pemulihan. Tempat tidur bayi atau bassinet dihitung terpisah dengan tempat tidur tersedia Horton, 2017; IFHIMA, 2012. Bed Occupancy Ratio BOR dikenal juga dengan percent occupancy, occupancy percent, percentage of occupancy, occupancy ratio. Di Indonesia dikenal dengan BOR yaitu persentase penggunaan tempat tidur pada waktu tertentu. BOR ideal 60 – 85 % Kemenkes RI BOR dihitung dengan menggunakan rumus Jumlah hari perawatan pada periode tertentu dikali 100. Kemudian dibagi jumlah tempat tidur tersedia dikali jumlah hari pada periode yang sama. BOR di Jakarta di Atas 75 Persen Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Selasa 15/6/2021 mengatakan, angka keterisian tempat tidur BOR di rumah sakit rujukan Covid-19 juga terus meningkat dalam sepekan. Wiku mengatakan, secara umum, baik kasus positif maupun BOR RS rujukan Covid-19 di Indonesia tercatat meroket pekan ini.

BORadalah angka keterisian tempat tidur di rumah sakit. Dalam hal kasus covid-19, BOR berarti angkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19. Berdasarkan sistem informasi kesehatan yang dilansir dari kemkes.go.id, istilah yang umum digunakan adalah tempat tidur tersedia. Tempat tidur tersedia adalah tempat tidur fasilitas kesehatan yang
Cara Menghitung BOR, ALVOS, TOI, BTO, GDR, NDR kali ini saya akan memposting tentang cara menghitung BOR LOS ALVOS TOI GDR NDR BTO, dimana dari hasil perhitungan angka yang dimana angka yang ada akan digunakan dalam pembuatan grafik barber johnson dan untuk melihat efisiensi pelayanan dirumah sakit, tak usah berlama-lama..cekidot.. Untuk menilai tingkat keberhasilan atau memberikan gambaran tentang keadaan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi, yaitu • Tingkat Pemanfaatan sarana pelayanan • Mutu Pelayanan • Tingkat Efisiensi Pelayanan Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit, diperlukan berbagai indikator. Selain itu agar informasi yang ada dapat bermakna harus ada nilai parameter yang akan dipakai sebagai nilai banding antara fakta dengan standard yang diinginkan. Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur BOR menurut Huffman 1994 adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% Depkes RI, 2005. Rumus BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit / Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode X 100% AVLOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat AVLOS menurut Huffman 1994 adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari Depkes, 2005. Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar hidup + mati TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus TOI = Jumlah tempat tidur X Periode – Hari perawatan / Jumlah pasien keluar hidup +mati BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO menurut Huffman 1994 adalah “…the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI 2005 adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 BTO = Jumlah pasien keluar hidup + mati / Jumlah tempat tidur NDR Net Death Rate NDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus NDR = Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ 6. GDR Gross Death Rate GDR menurut Depkes RI 2005 adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰ 7. Rata-rata Kunjungan Poliklinik per hari Indikator ini dipakai untuk menilai tingkat pemanfaatan poliklinik rumah sakit. Angka rata-rata ini apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk diwilayahnya akan memberikan gambaran cakupan pelayanan dari suatu rumah sakit. Jumlah kunjungan poliklinik Rumus _______________________________________ Jumlah hari buka klinik
KeterisianTempat Tidur (BOR) Berdasarkan Gejala dan Ruang Perawatan di Rumah Sakit. Sumber data yang digunakan merupakan hasil integrasi dengan RS Online (Kemenkes) yang diperbaharui setiap pukul 11.00 WIB (tidak realtime ). Adapun data Total BOR di bawah ini, dikelompokkan sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan

Bed Occupancy Rate BOR merupakan salah satu dari empat parameter Grafik Barber Johnson yang menggambarkan tingkat hunian rawat inap di sebuah rumah sakit. Jika didefinisakan, Bed Occupancy Rate BOR adalah persentase tempat tidur terisi dalam periode tertentu. Maksudnya Bed Occupancy Rate BOR adalah persentase tempat tidur yang terisi dari sekian kapasitas tempat tidur yang disediakan/tersedia pada layanan rawat inap. Lebih rincinya, Bed Occupancy Rate BOR adalah rasio antara inpatient service days atau hari perawatan HP terhadap inpatient bed count days atau jumlah tempat tidur dalam periode tertentu. Adapun satuan dari Bed Occupancy Rate BOR atau Percentage Bed Occupancy PBO ini adalah persen. Rumus Bed Occupancy Rate BOR/Percentage Bed Occupancy PBO Dari pengertian mengenai Bed Occupancy Rate BOR tersebut di atas, maka dapat digambarkan rumus Bed Occupancy Rate BOR sebagai berikut Keterangan HP = Jumlah Total Hari Perawatan TT = Jumlah Total Tempat Tidur tersedia Per = Periode penghitungan tertentu Agar dapat lebih memahami rumus Bed Occupancy Rate BOR tersebut, maka kita juga perlu mengerti dan memahami beberapa istilah atau definisi terkait elemen-elemen yang mendukung rumus Bed Occupancy Rate BOR tersebut, yaitu Hari Perawatan HP Dari istilahnya, sepintas, Jumlah Total Hari Perawatan HP seperti memiliki arti sebagai hari lamanya pasien dirawat atau Length of Stay LOS. Ini tidak benar. Jumlah Total Hari Perawatan HP bukanlah hari lamanya pasien dirawat atau Length of Stay LOS, melainkan, di dalam buku Health Information Management hal 425, Jumlah Total Hari Perawatan HP adalah sama dengan Total Inpatient/Resident Service Days atau Inpatient Service Days. Beberapa istilah yang harus dimengerti terkait Hari Perawatan HP seperti di bawah ini Inpatient/Resident Service Day Istilah ini sama dengan istilah Hari Perawatan HP, yaitu satuan pengukuran yang menunjukkan bahwa layanan rawat inap telah diterima/didapatkan oleh seorang pasien di dalam periode satu kali 24 jam. Total Inpatient/Resident Service Days atau Inpatient Service Days Istilah ini sama dengan istilah Jumlah Total Hari Perawatan, yaitu jumlah semua hari perawatan setiap harinya, dalam periode tertentu. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh sensus harian di bawah ini Pasien awal midnight tgl 28 Maret 000000 5 Pasien keluar pindah + pulang + meninggal tgl 29 Maret >000000 4 Pasien awal midnight tgl 29 Maret <= 240000 41 Jumlah Total Hari Perawatan atau inpatient service days tgl 29 Maret adalah 41 pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, Jumlah Total Hari Perawatan HP adalah jumlah sisa pasien yang masih dirawat di ruang perawatan tertentu atau di rumah sakit dalam periode tertentu. Tempat Tidur TT Bicara mengenai tempat tidur didalam layanan rawat inap sebuah rumah sakit, maka ada beberapa tipe tempat tidur yang perlu diperhatikan Bed count Adalah jumlah seluruh tempat tidur yang tersedia baik yang terisi maupun yang tidak terisi, pada hari yang bersangkutan. Bed count day Istilah ini sama dengan Tempat Tidur TT, yaitu satuan pengukuran yang menunjukkan keberadaan satu tempat tidur pasien rawat inap baik yang terisi maupun yang tidak terisi, yang telah ditetapkan untuk digunakan dalam periode satu kali 24 jam. Bed count days Istilah ini sama dengan Jumlah Total Tempat Tidur TT, adalah jumlah semua Tempat Tidur TT rawat inap setiap harinya, dalam periode tertentu. Periode Periode merupakan rentang waktu yang dapat ditentukan oleh penyusun laporan Bed Occupancy Rate BOR, bisa dalam rentang harian satu hari, bulanan 28, 29, 30 atau 31 tergantung umur bulannya atau satu tahun 364, 365 atau 366, tergantung dari end user memerlukan data yang mana yang akan digunakan untuk menganalisis layanan rawat inap. Contoh Menghitung BOR Bed Occupancy Rate Di sebuah rumah sakit X terdapat sebuah ruang perawatan yang namanya Ruang Mawar. Dalam bulan Maret 2018, Ruang Mawar ditetapkan memiliki kapasitas tembat tidur sebanyak 42TT. Pada bulan Maret 2018 tersebut, hari perawatan Ruang Mawar tersebut adalah sebesar Berapakah BOR-nya ? Diketahui HP = orang TT = 42 buah Per = 31 hari Jika kita mengaplikasikannya ke dalam rumus Bed Occupancy Rate BOR, maka BOR = 0,921659 x 100 BOR = 92, 17% Sumber Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011 Soejadi, DHHSA, Jakarta, 1985, Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber-Johnson Sebagai Salah Satu Indikator Huffman, 1984, Health Information Management

MenurutMayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari. Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit berdsasarkan rata-ratanya atau menurut " Bed Occupancy Rate" (BOR) dengan rumus: Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100% Jumlah
RumusBOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode)) X 100% Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) - Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) Dalam suatu rumah sakit dalam merawat pasien rawat inap ada proses pasien masuk, sedang dirawat dan pasien keluar atau pulang TVVBx.
  • blyf9ryi03.pages.dev/338
  • blyf9ryi03.pages.dev/127
  • blyf9ryi03.pages.dev/218
  • blyf9ryi03.pages.dev/95
  • blyf9ryi03.pages.dev/349
  • blyf9ryi03.pages.dev/247
  • blyf9ryi03.pages.dev/248
  • blyf9ryi03.pages.dev/32
  • blyf9ryi03.pages.dev/51
  • rumus bor rumah sakit